Saturday, December 19, 2015

Review Jurnal Perilaku Konsumen

Judul : Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ekonomi Islam

Penulis : Sri Wigati

Tahun : 2011

Latar Belakang : Kebahagian merupakan tujuan utama manusia dalam kehidupan manusia. Kebahagian itu akan dicapai apabila segala kebutuhan hidup dapat terpenuhi baik secara spiritual serta material, dalam jangka pendek maupun panjang. Terpenuhinya akan menempatkan manusia berada dalam suatu keadaan yang disebut sebagai sejahtera. Pemenuhan kesejahteraan ini sering banyak mendapatkan hambatan karena adanya keterbatasan sumber daya alam maupun keterbatasan pengetahuan dan keterampilan manusia.
Hambatan  berupa sumber daya  alam menjadi alasan manusia untuk dapat terus meningkatkan skill, peningkatan kualitas serta perluasan jejaring produk kebutuhan manusia, agar segala kebutuhan dan keinginan dapat terpenuhi. Transfer atau pergerakan produk kebutuhan manusia dari satu daerah ke daerah lain, untuk melengkapi segala macam kebutuhan, menjadi tidak terelakkan. Pola ketergantungan antara satu wilayah dan wilayah lain terhadap macam-macam kebutuhan manusia saat ini dijumpai dihampir semua wilayah, karena masalah ketersediaan jenis kebutuhan dan tingkat kebutuhan yang tidak selalu terpenuhi di satu wilayah.
Pola hubungan dan ketergantungan seperti di atas serta keterbukaan dari berbagai aspek kehidupan lainnya inilah yang lazim disebut serbagai globalisasi. Hal ini menjadi tidak terhindarkan karena bertambahnya variasi kebutuhan maupun karena bertambahnya populasi manusia itu sendiri. Dengan segala bentuk keuntungan maupun kerugiannya, globalisasi semakin memberikan banyak macam pilihan yang dapat ditemukan konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Banyaknya macam dan ragam pilihan pemenuhan kebutuhan hidup akan sangat menguntungkan konsumen. Konsumen lebih leluasa memilih sesuai dengan kebutuhan sesuai keinginan. Barang dari luar negeri banyak ditemukan dengan berbagai macam variasi. Model baru yang sebelumnya belum diproduksi di dalam negeripun akan dengan mudah ditemukan. Konsumen juga memperoleh lebih banyak  pilihan harga dengan segala macam produk yang ada. Bisa memilih dari harga yang paling murah sampai harga yang paling mahal. Tergantung pada anggaran (budget) dan keinginan konsumen.
Dengan lahirnya berbagai segmen tersebut, produsen hanya akan mampu memasarkan hasil dengan optimal kepada konsumen apabila telah memahami dan menguasai berbagai segmen pasar. Di sini penulis menyatakan bahwa distribusi produksi akan menjadi lancar apabila telah mengetahui pola perilaku konsumen di suatu wilayah. Dengan begitu kegiatan dalam menyalurkan produk barang ataupun jasa dari produsen ke konsumen dengan berbagai teknik dan cara yang efisien dan efektif
Untuk mengenali perilaku konsumen tidaklah mudah, konsumen tidak selalu terus terang menyatakan kebutuhan dan keinginannya, namun sering pula mereka bertindak sebaliknya. Konsumen bahkan sering bereaksi untuk mengubah pikiran, dan konsumen baru pada menit-menit terakhir akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian. Untuk itulah para Pemasar perlu mempelajari keinginan, persepsi, prefensi, dan perilakunya dalam berbelanja.

Metodologi : Penelitian Kualitatif

Isi / Hasil : Teori perilaku konsumen yang dibangun berdasar  syariat Islam, memiliki perbedaan yang mendasar dengan teori konvensional. Perbedaan ini menyangkut nilai dasar yang menjadi fondasi teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan dan alokasi anggaraan untuk berkonsumsi. Ada tiga nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim, yaitu: 1) keyakinan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini mengarahkan seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi  untuk akhirat daripada dunia. Mengutamakan konsumsi untuk ibadah daripada konsumsi duniawi. Konsumsi untuk ibadah merupakan future consumction, sedangkan konsumsi duniawi adalah present consumption; 2) konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral agama Islam, dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi moralitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai. Kebajikan, kebenaran dan ketaqwaan kepada Alla>h SWT. merupakan kunci moralitas Islam. Kebajikan dan kebenaran dapat dicapai dengan perilaku yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dan menjauhkan diri dari kejahatan; 3) kedudukan harta adalah merupakan anugrah Alla>h SWT. dan bukan sesuatu yang  dengan sendirinya bersifat buruk (sehingga harus dijauhi secara berlebihan). Harta merupakan alat untuk mencapai tujuan hidup, jika diusahakan dan dimanfaatkan dengan benar sebagaimana al-Qur’a>n Surat al-Baqa>rah a>yat 262: “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alla>h, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut- nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
Menurut Manan,  selain dengan adanya tiga fondasi dasar diatas, masih terdapat lima prinsip konsumsi dalam Islam yaitu: pertama, prinsip keadilan. Prinsip ini mengandung arti ganda mengenai mencari rizki yang halal dan tidak dilarang hukum. Firman Alla>h SWT. dalam al-Qur’a>n surat al-Baqa>rah a>yat 173:  “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas , maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” Kedua, prinsip kebersihan. Maksudnya adalah bahwa makanan harus baik dan cocok untuk dimakan, tidak kotor ataupun menjijikkan sehingga merusak selera. Ketiga, prinsip kesederhanaan. Prinsip ini mengatur  perilaku manusia mengenai makan dan minuman yang tidak berlebihan. Firman Alla>h SWT. dalam al-Qur’a>n surat al-A’ra>f ayat 31 : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan lah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai yang berlebih-lebihan”. Keempat, prinsip kemurahan Hati. Dengan mentaati perintah Islam  tidak ada bahaya maupun dosa ketika kita memakan dan meminum makanan halal yang disediakan Tuhannya, seperti Firman Alla>h SWT. dalam a-Qur’a>>n su>rat Al-Ma>idah ayat 96 yang artinya: “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, bagi orang-orang yang dalam perjalanan, dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram, dan bertakwalah kepada Allah yang kepadaNyalah kamu akan dikumpulkan. Kelima, prinsip moralitas. Seorang muslim diajarkan untuk menyebut nama Alla>h SWT. sebelum makan dan menyatakan terimakasih setelah makan.
Sedangkan prinsip konsumsi menurut Ali Sakti, bahwa ada empat prinsip utama dalam sistem ekonomi islam yang diisyaratkan dalam al-Qur’a>n: 1) hidup hemat dan tidak bermewah-mewahan. Ini berarti tindakan ekonomi hanyalah untuk   memenuhi kebutuhan (needs) bukan keinginan (wants); 2) implementasi zakat, infak, dan shadaqah; 3) pelarangan riba. Menjadikan sistem bagi hasil dengan instrumen mudharabah dan musyarakah sebagai sistem kredit dan instrumen bunganya; 4) menjalankan usaha-usaha yang halal; dari produk atau komoditi, proses produksi hingga distribusi.
Dalam perspektif ekonomi Islam ada penyeimbang dalam kehidupannya, yang tidak ditemukan dalam ekonomi konvensional. Penyeimbang dalam ekonomi Islam ini di paparkan secara jelas dan berulang-ulang dalam al-Quran  agar menyalurkan sebagian hartanya dalam bentuk zakat, sedekah, dan infaq. Hal tersebut mengandung ajaran bahwa umat Islam merupakan mata rantai yang kokoh dengan umat Islam yang lain. Dengan kata lain ada solidaritas antara umat yang mampu secara ekonomi terhadap umat muslim yang fakir dan miskin.

Kesimpulan : Pengertian perilaku konsumen adalah pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktifitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa. Perubahan teori tingkah laku dapat dipelajari dalam teori perilaku yaitu teori insting,  teori  dorongan, teori  insentif,  teori atributif, teori kognitif, dan  teori kepribadian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah  oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Selain hal hal tadi ada faktor lain yang sangat penting dalam pengambilan keputusan konsumen yaitu motivasi. Motivasi itu sendiri sebagai pemberi dan penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan.

Dalam Islam ada pembedaan yang jelas antara yang halal dan haram. Dengan kata lain, dalam sebuah kegiatan ekonomi dilarang mencampur adukkan antara yang halal dan haram. Hal tersebut merupakan bagian dari batasan konsumsi dalam perilaku konsumen muslim.




Sumber: https://www.academia.edu/4083530/PERILAKU_KONSUMEN_DALAM_PERSPEKTIF_EKONOMI_ISLAM

Saturday, November 14, 2015

Contoh Kasus pengambilan keputusan pembelian suatu produk!

Contoh Kasus pengambilan keputusan pembelian suatu produk!


1.      Pengenalan Masalah
Setiap wanita selalu ingin terlihat menarik dan tampil fresh. Dan masalah tersebut dapat diatasi dengan salah satunya menggunakan make up seperti lipstick. Bagi saya lipstik adalah salah satu barang yang wajib selalu dibawa ketika berpergian. Lipstik dapat membuat muka kita lebih terlihat fresh dan tidak pucat.

2.      Pencarian Informasi
Di zaman yang serba modern ini pencarian informasi sangat mudah, kita dapat mencari banyak hal dalam mesin pencarian seperti Google. Selain itu, media seperti televisi dan media cetak pun dapat digunakan. Dan dalam mencari informasi untuk penyelesaian masalah saya, saya dapat bertanya kepada teman-teman saya apabila teman saya menggunakan lipstik yang menurut saya membuat mereka tampil lebih cantik. Saya akan bertanya merk lipstik apa yang mereka gunakan, berapa harganya, dimana mereka mendapatkan produk tersebut. Selain itu, saat ini juga sudah banyak iklan di televisi yang menawarkan produk lipstik.

Setelah mendapatkan banyak informasi dari teman-teman, saya mengevaluasi alternatif produk mana yang akan saya gunakan. Bahan yang saya pertimbangkan seperti kualitas, merk dan harganya.

4.      Keputusan pembelian
Dulu saya sempat menggunakan lipstik merk W*****, tapi kini saya beralih menggunakan merk R*****. Walaupun merk W***** harganya lebih murah dibanding merk R*****, saya membandingkan kenyamanannya. Entah ini dialami hanya oleh saya saja atau tidak tetapi lipstik merk W***** membuat bibir saya kering dan pecah pecah sehingga saya saat ini menggunakan merk R***** yang walaupun harganya lebih mahal.

Setelah saya mengubah produk lipstik, saya lebih merasa cocok dan puas dengan produk lipstik yang saat ini saya gunakan. Dan untuk saat ini saya tidak memiliki rencana untuk mengganti dengan produk yang lain.


Proses pengambilan keputusan oleh konsumen

Pengertian proses pengambilan keputusan membeli Engel (1995) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Pengambilan
keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan (Loudon & Bitta, 1993).

Terdapat dua model pengambilan keputusan:
1.  Model Perilaku Pengambilan keputusan
·         Model Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
·         Model Manusia Administrasi Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
·         Model Manusia Mobicentrik Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·         Model Manusia Organisasi Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
·         Model Pengusaha Baru Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
·         Model Sosial Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.

2.     Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·         Model Preskriptif Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
·         Model Deskriptif Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.




Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.     Pengenalan masalah (problem recognition): Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.     Pencarian informasi (information source): Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.     Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation): Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.     Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.     Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadikepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akanmerek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

1. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).

2. Penentuan Alternatif Pilihan  
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa criteria eveluasi yang umum adalah Harga, Nama Merek dan Negara asal.

3. Menaksir Alternatif Pilihan
Kriteria yang telah di tentukan akan memunculkan beberapa alternatif produk,  alternatif ini lah yang digunakan konsumen dalam Menaksir alternatif pilihan. Dalam menaksir suatu alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen harus memikirkan resiko yang akan diterima apabila konsumen memilih alternatif tersebut, dan meninggalkan alternatif  lain yang ada.

4. Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan 
Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat yang penting bagi pemasaran. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternative atau lebih.


Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
  1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.     Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.     Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.     Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.




Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
https://who21.wordpress.com/2014/11/16/proses-pengambilan-keputusan-oleh-konsumen/
http://indrihardianti.blogspot.co.id/2014/11/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html
http://kacibi.blogspot.co.id/2012/10/4-evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html

Wednesday, October 21, 2015

Kepuasan Konsumen

1. Q : Apakah anda pengguna smartphone?
A : Ya
Q : Apakah smartphone  anda *** atau ***?
A : ***
Q : Mengapa anda lebih memilih Smartphone tersebut?
A : Karena *** adalah smartphone tercanggih daripada yang lainnya.
Q : Menurut Anda, apa kelebihan smarthphone anda dari smartphone lainnya?
A : Kelebihannya jika *** hilang, hp tersebut bisa terkunci dan secara tidak lagsung tidak dapat dibuka sembarangan lagi karena username yang dimiliki di hp kita sudah terdaftar di US.
(Nissa Titaley)


2. Q : Apakah anda pengguna smartphone?
A : Ya
Q : Apakah smartphone anda *** atau ***?
A : ***
Q : Mengapa anda lebih memilih Smartphone tersebut?
A : Karena mendukung apa yang saya butuhkan seperti kamera dan aplikasi-aplikasi yang terdapat di ***.
Q : Menurut Anda, apa kelebihan smarthphone anda dari smartphone lainnya?
A : Kelebihannya modelnya cukup simple tidak terlalu besar tidak terlalu kecil dan tampilan pengoprasiannya mudah.
(Rendi Leonardo)


3. Q : Apakah anda pengguna smartphone?
A : Ya
Q : Apakah smartphone anda *** atau ***?
A : ***
Q : Mengapa anda lebih memilih Smartphone tersebut?
A : Awet gak gampang rusak.
Q : Menurut Anda, apa kelebihan smarthphone anda dari smartphone lainnya?
A : Awet gak gampang rusak. Lumayan gampang nyari aksesorisnya.
(Kanigita Syahputri)


4. Q : Apakah anda pengguna smartphone?
A : Ya
Q : Apakah smartphone anda *** atau ***?
A : ***
Q : Mengapa anda lebih memilih Smartphone tersebut?
A : Karena, merk hp yang saya gunakan merupakan brand yang terkenal mewah dan
      bergengsi, desainnya pun bagus dan elegan.
Q : Menurut Anda, apa kelebihan smarthphone anda dari smartphone lainnya?
A : Kelebihannya Cuma di desain yang terkenal elegan, namun kualitas dan harganya kadang gak sesuai. Kualitas yang biasa saja tapi harganya selangit. Beda dengan merk lain seperti *** dengan kualitas yang lebih bagus tapi harganya lebih murah dibanding ***.
(Rizka Amalia)


5. Q : Apakah anda pengguna smartphone?
A : Ya
Q : Apakah smartphone anda *** atau ***?
A : ***
Q : Mengapa anda lebih memilih Smartphone tersebut?
A : Karena, pengoprasiannya cukup mudah tidak seperti smartphone lainnya.
Q : Menurut Anda, apa kelebihan smarthphone anda dari smartphone lainnya?
A : *** merk smartphone yang sudah terkenal tidak sulit untuk mendapatkannya,   middle budget  tidak terlalu mahal namun kualitasnya juga tidak murahan.
(Arfadilla Kichita Fedini)


6. Q : Apakah anda pengguna smartphone?
A : Ya
Q : Apakah smartphone anda *** atau ***?
A : ***
Q : Mengapa anda lebih memilih Smartphone tersebut?
A : Harganya terjangkau.
Q : Menurut Anda, apa kelebihan smarthphone anda dari smartphone lainnya?
A : Sudah terkenal dimana-mana.
(Denny Alfiandi)


7. Q : Apakah anda pengguna smartphone?
A : Ya
Q : Apakah smartphone anda *** atau ***?
A : ***
Q : Mengapa anda lebih memilih Smartphone tersebut?
A : Karena, ya *** termasuk merk smartphone yang bagus.
Q : Menurut Anda, apa kelebihan smarthphone anda dari smartphone lainnya?
A : Kelebihannya sepertinya sama saja dengan smartphone yang lainnya.
(Dian Maryastuti)


8. Q : Apakah anda pengguna smartphone?
A : Ya
Q : Apakah smartphone anda *** atau ***?
A : ***
Q : Mengapa anda lebih memilih Smartphone tersebut?
A : Dibelikannya ini sama ibu.
Q : Menurut Anda, apa kelebihan smarthphone anda dari smartphone lainnya?
A : Galeri *** sudah tersebar dimana-mana jadi gak sulit kalau ada problem dan mempunyai capability yang baik untuk menunjang kehidupan sehari-hari. 
(Agis Hadianto)


9. Q : Apakah anda pengguna smartphone?
A : Ya
Q : Apakah smartphone anda *** atau ***?
A : ***
Q : Mengapa anda lebih memilih Smartphone tersebut?
A : Karena modelnya simpel dan elegan
Q : Soalnya ada itunesnya
(Ilham Robbani) 



Kesimpulan:
Kesimpulannya adalah dalam memilih smartphone konsumen memiliki kebutuhan dan selera masing masing. Yang memilih smartphone *** mereka lebih mengunggulkan gengsi dan model yang elegan, karena *** merupakan smartphone yang harganya memang lebih mahal dibanding smartphone lainnya. Terlebih lagi *** memiliki beberapa fitur yang tidak dimiliki smartphone yang lain seperti untuk mendeteksi jika smartphone tersebut hilang. Sedangkan konsumen smartphone ***, mereka menyesuaikan kebutuhan mereka dan smartphone ini berkualitas dan awet dengan harga yang tidak terlalu mahal. 

Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi.

Perilaku Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut:
·         barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen;
·         barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
·         mutu barang terjamin;
·         harga sesuai dengan kemampuan konsumen.

Perilaku Konsumen Irasional
Suatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu. Contohnya, yaitu:
·         tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik;
·         memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen;
·         ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon;
·         prestise atau gengsi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal:

A. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, strategi marketing, dan kelompok referensi. Kelompok referensi sendiri merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan perilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.

B. Faktor Internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar adalah perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku  manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu atau pengalaman.



Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
https://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen
https://avifsi.wordpress.com/2010/05/01/perilaku-konsumen-produsen/





Monday, June 15, 2015

Konferensi Asia Afrika

Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

Tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika, antara lain:
  • memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
  • memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme;
  • memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia dan kerja sama internasional.
  • bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,
  • membicarakan masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama seperti kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.

Konferensi setelah membicarakan beberapa masalah yang menyangkut kepentingan negara-negara Asia Afrika khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya, segera mengambil beberapa keputusan penting, antara lain:
  1. memajukan kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
  2. menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;
  3. mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas Aden;
  4. menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk;
  5. aktif mengusahakan perdamaian dunia.
Selain menetapkan keputusan tersebut, konferensi juga mengajak setiap bangsa di dunia untuk menjalankan beberapa prinsip bersama, seperti:
  1. menghormati hak-hak dasar manusia, tujuan, serta asas yang termuat dalam Piagam PBB;
  2. menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;
  3. mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik bangsa besar maupun bangsa kecil;
  4. melakukan intervensi atau ikut campur tangan dalam persoalan dalam negeri negara lain;
  5. menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik secara sendirian maupun secara kolektif sesuai dengan Piagam PBB;
  6. a) tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus salah satu negara besar; b) tidak melakukan tekanan terhadap negara lain;
  7. tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atas kemerdekaan politik suatu negara;
  8. menyelesaikan segala perselisihan internasional secara damai sesuai dengan Piagam PBB;
  9. memajukan kepentingan bersama dan kerja sama internasional;
  10. menghormati hukum dan kewajiban internasional lainnya.
Kesepuluh prinsip yang dinyatakan dalam Konferensi Asia Afrika itu dikenal dengan nama Dasasila Bandung atau Bandung Declaration.
 
 
Pengaruh Konferensi Asia Afrika bagi Solidaritas dan Perjuangan Kemerdekaan Bangsa di Asia dan Afrika
Konferensi Asia Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika. Pengaruh Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut.
  • Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak untuk mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup berdampingan secara damai.
  • Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk menggalang persatuan.
  • Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
  •  Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan Afrika khususnya.
  • Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam mencapai kemerdekaannya.
  • Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi anggota PBB.
  Pengaruh Konferensi Asia Afrika bagi bangsa barat
  • Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru sehingga dapat mengurangi ketegangan/détenteakibat Perang Dingin dan mencegah terjadinya perang terbuka.
  • Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam Gerakan Non Blok.
  • Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri Lanka tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk Blok Timur ataupun Blok Barat.
  • Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam Sidang Umum PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI.
  • Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di negaranya.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Asia%C3%83%C2%A2%C3%82%C2%80%C3%82%C2%93Afrika
http://www.gurusejarah.com/2013/06/konferensi-asia-afrika.html