Kali ini saya akan membahas salah satu dari banyak hal yang dimiliki oleh Indonesia, Candi Borobudur.
Candi Borobodur adalah monumen Buddha
terbesar di dunia. Dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa
Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.
Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m²
dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. Bentuk
candi ini beraksitektur Gupta yang mencerminkan pengaruh India. Setelah
berkunjung ke sini Anda akan memahami mengapa Borobudur memiliki daya
tarik bagi pengunjung dan merupakan ikon warisan budaya Indonesia.
Lembaga internasional dari PBB yaitu
UNESCO mengakui sekaligus memuji Candi Borobudur sebagai salah satu
monumen Budha terbesar di dunia. Di Candi ini ada 2672 panel relief yang
apabila disusun berjajar maka panjangnya mencapai 6 km. Ansambel
reliefnya merupakan yang paling lengkap di dunia dan tak tertandingi
nilai seninya serta setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.
Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarah umat Budha dari China,
India, Tibet, dan Kamboja. Candi Borobudur menjadi salah satu jejak
sejarah paling penting dalam perkembangan peradaban manusia. Kemegahan
dan keagungan arsitektur Candi Borobudur merupakan harta karun dunia
yang mengagumkan dan tak ternilai harganya.
Borobudur terdiri dari 1460 panel relief
dan 504 stupa namun sebenarnya masih ada 160 panel yang sengaja
ditimbun di bagian paling bawah, berisi adegan Sutra Karmawibhangga
(hukum sebab-akibat). Ada pula yang menyatakan bahwa penimbunan bagian
bawah tersebut untuk menguatkan bagian pondasi yang sejak awal ditemukan
sudah sangat rusak.
Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun
di bawah pimpinan arsitek Gunadarma dengan 60.000 meter kubik batuan
vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah
timur candi. Saat itu sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang
yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung
dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang
rambut dari dahi hingga dasar dagu.
Berdasarkan prasasti Karangtengah dan
Kahulunan, sejarawan J.G. de Casparis memperkirakan pendiri Borobudur
adalah raja Mataram kuno dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga,
dan membangunan candi ini sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru
dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani.
Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.
Pada awalnya, candi ini diperkirakan
sebagai tempat pemujaan. J.G. de Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi
Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa
Sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan
boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur. Sebagian sejarawan juga ada
yang menyatakan bahwa nama Borobudur ini berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu "Vihara Buddha Uhr” yang artinya “Biara Buddha di Bukit”.
Candi ini berada di Jawa Tengah,
di puncak bukit menghadap ke sawah yang subur di antara bukit-bukit
yang renggang. Cakupan wilayahnya sangat besar, yakni berukuran 123 x
123 meter. Candi Borobudur ternyata dibangun di atas sebuah danau purba.
Dulu, kawasan tersebut merupakan muara dari berbagai aliran sungai.
Karena tertimbun endapan lahar kemudian menjadi dataran. Pada akhir abad
ke VIII, Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra lantas membangun
Candi Borobudur yang dipimpin arsitek bernama Gunadharma hinggga
selesainya tahun 746 Saka atau 824 Masehi.
Luas bangunan Candi Borobudur ialah
15.129 m² yang tersusun dari 55.000 m³ batu, terdiri dari 2 juta
potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 x 10 x 15 cm. Panjang
potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu
1,3 juta ton. Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh
gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang
terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jadi
kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief
seluruhnya mencapai 3 km. Candi ini memiliki 10 tingkat, dimana tingkat
1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar.
Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah.
Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk
dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar
petir. Bagian paling atas di tingkat ke-10 terdapat stupa besar
berdiameter 9,90 m, dengan tinggi 7 m.
Arsitektur dan bangunan batu candi ini sungguh tiada bandingannya. Candi ini dibangun tanpa menggunakan semen. Strukturnya seperti sebuah kesatuan deretan lego yang saling mengukuhkan dan dibuat bersamaan tanpa lem sedikitpun.
Sir
Thomas Stanford Raffles menemukan Borobudur pada tahun 1814 dalam
kondisi rusak dan memerintahkan supaya situs tersebut dibersihkan dan
dipelajari secara menyeluruh. Keberadaan Borobudur sebenarnya telah
diketahui penduduk lokal di abad ke-18 dimana sebelumnya tertimbun
material Gunung Merapi.
Proyek restorasi Borobudur secara
besar-besaran kemudian dimulai dari tahun 1905 sampai tahun 1910. Dengan
bantuan dari UNESCO, restorasi kedua untuk menyelamatkan Borobudur
dilaksanakan dari bulan Agustus 1913 sampai tahun 1983. Candi ini tetap
kuat meski selama sepuluh abad tak terpelihara.
Tahun 1970-an Pemerintah Indonesia dan
UNESCO bekerja sama untuk mengembalikan keagungan Borobudur. Perbaikan
yang dilakukan memakan waktu delapan tahun sampai dengan selesai dan
saat ini Borobudur adalah salah satu keajaiban dan harta Indonesia dan
dunia yang berharga.
Berbagai disiplin ilmu pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus van
Erp tahun 1911, Prof. Dr. C. Coremans tahun 1956, dan Prof.Ir.
Roosseno tahun 1971. Kita patut menghargai usaha mereka memimpin
pemugaran candi mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi
tidaklah mudah. Tahun 1991 akhirnya Borobudur ditetapkan sebagai Warisan
Dunia oleh UNESCO.
Candi Borobudur dihiasi dengan
ukiran-ukiran batu pada reliefnya yang mewakili gambaran dari kehidupan
Budha. Para arkeolog menyatakan bahwa candi Borobudur memiliki 1.460
rangkaian relief di sepanjang tembok dan anjungan. Relief ini
terlengkap dan terbesar di dunia sehingga nilai seninya tak tertandingi.
Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai dan berakhir
pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya. Cerita dimulai dari
sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbangnya.
Monumen ini adalah tempat suci dan tempat berziarah kaum Budha. Tingkat sepuluh candi melambangkan tiga divisi sistem kosmik agama Budha. Ketika Anda memulai perjalanan mereka melewati dasar candi untuk menuju ke atas, mereka akan melewati tiga tingkatan dari kosmologi Budhis dan hakekatnya merupakan “tiruan” dari alam semesta yang menurut ajaran Budha terdiri atas 3 bagian besar, yaitu: (1) Kamadhatu atau dunia keinginan; (2) Rupadhatu atau dunia berbentuk; dan (3) Arupadhatu atau dunia tak berbentuk.
Seluruh monumen itu sendiri menyerupai
stupa raksasa, namun dilihat dari atas membentuk sebuah mandala. Stupa
besar di puncak candi berada 40 meter di atas tanah. Kubah utama ini
dikelilingi oleh 72 patung Budha yang berada di dalam stupa yang
berlubang.
Sumber:
http://www.indonesia.travel/id/destination/233/borobudur