Saturday, November 14, 2015

Contoh Kasus pengambilan keputusan pembelian suatu produk!

Contoh Kasus pengambilan keputusan pembelian suatu produk!


1.      Pengenalan Masalah
Setiap wanita selalu ingin terlihat menarik dan tampil fresh. Dan masalah tersebut dapat diatasi dengan salah satunya menggunakan make up seperti lipstick. Bagi saya lipstik adalah salah satu barang yang wajib selalu dibawa ketika berpergian. Lipstik dapat membuat muka kita lebih terlihat fresh dan tidak pucat.

2.      Pencarian Informasi
Di zaman yang serba modern ini pencarian informasi sangat mudah, kita dapat mencari banyak hal dalam mesin pencarian seperti Google. Selain itu, media seperti televisi dan media cetak pun dapat digunakan. Dan dalam mencari informasi untuk penyelesaian masalah saya, saya dapat bertanya kepada teman-teman saya apabila teman saya menggunakan lipstik yang menurut saya membuat mereka tampil lebih cantik. Saya akan bertanya merk lipstik apa yang mereka gunakan, berapa harganya, dimana mereka mendapatkan produk tersebut. Selain itu, saat ini juga sudah banyak iklan di televisi yang menawarkan produk lipstik.

Setelah mendapatkan banyak informasi dari teman-teman, saya mengevaluasi alternatif produk mana yang akan saya gunakan. Bahan yang saya pertimbangkan seperti kualitas, merk dan harganya.

4.      Keputusan pembelian
Dulu saya sempat menggunakan lipstik merk W*****, tapi kini saya beralih menggunakan merk R*****. Walaupun merk W***** harganya lebih murah dibanding merk R*****, saya membandingkan kenyamanannya. Entah ini dialami hanya oleh saya saja atau tidak tetapi lipstik merk W***** membuat bibir saya kering dan pecah pecah sehingga saya saat ini menggunakan merk R***** yang walaupun harganya lebih mahal.

Setelah saya mengubah produk lipstik, saya lebih merasa cocok dan puas dengan produk lipstik yang saat ini saya gunakan. Dan untuk saat ini saya tidak memiliki rencana untuk mengganti dengan produk yang lain.


Proses pengambilan keputusan oleh konsumen

Pengertian proses pengambilan keputusan membeli Engel (1995) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Pengambilan
keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan (Loudon & Bitta, 1993).

Terdapat dua model pengambilan keputusan:
1.  Model Perilaku Pengambilan keputusan
·         Model Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
·         Model Manusia Administrasi Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
·         Model Manusia Mobicentrik Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·         Model Manusia Organisasi Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
·         Model Pengusaha Baru Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
·         Model Sosial Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.

2.     Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·         Model Preskriptif Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
·         Model Deskriptif Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.




Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.     Pengenalan masalah (problem recognition): Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.     Pencarian informasi (information source): Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.     Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation): Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.     Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.     Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadikepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akanmerek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

1. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).

2. Penentuan Alternatif Pilihan  
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa criteria eveluasi yang umum adalah Harga, Nama Merek dan Negara asal.

3. Menaksir Alternatif Pilihan
Kriteria yang telah di tentukan akan memunculkan beberapa alternatif produk,  alternatif ini lah yang digunakan konsumen dalam Menaksir alternatif pilihan. Dalam menaksir suatu alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen harus memikirkan resiko yang akan diterima apabila konsumen memilih alternatif tersebut, dan meninggalkan alternatif  lain yang ada.

4. Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan 
Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat yang penting bagi pemasaran. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternative atau lebih.


Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
  1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.     Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.     Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.     Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.




Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
https://who21.wordpress.com/2014/11/16/proses-pengambilan-keputusan-oleh-konsumen/
http://indrihardianti.blogspot.co.id/2014/11/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html
http://kacibi.blogspot.co.id/2012/10/4-evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html